BISMILLAHIRAHMAANIRAHIM

SELAMAT DATANG DI BLOG "PELUKAN SANG ALAM

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Aqidah

Read More

Great Concept

Ibadah.

Read More

Development

Muamalah/Fiqih.

Read More

User Friendly

Hikmah

Read More

Recent Work

Jumat, 10 Desember 2021

 

Keturunan Yang DiBerkahi

Seorang shahabat dari golongan perempuan Ummu Sulaem, Ummu Sulaem  adalah nama kunyah-nya (sebutan yang diberikan orang), sedangkan nama aslinya adalah Sahlah. Tetapi ada juga yang menyebutnya Rumaitsah, Mulaikah, Ghumaisha, dan Rumaisha. AnNawawi XVI:229/Dalilul Falihin, I:183.

Sebelum masuk Islam dan menjadi sahabat Rasulullah saw., Ummu Sulaem mempunyai suami yang bernama Malik. Ia (Malik) mati terbunuh sebelum masuk Islam. Dari perkawinannya dengan Malik, Ummu Sulaem dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Anas, yang kemudian dikenal dengan sebutan Anas bin Malik. Anas menjadi pelayan Rasulullah saw. sejak ia berumur sepuluh tahun hingga Rasululah saw. wafat. Anas termasuk orang yang paling subur dengan anak, menurut sebagian riwayat ia mempunyai seratus anak, ada juga yang mengatakan ia mempunyai delapan puluh anak, yaitu 78 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Dan kesemua itu ia peroleh di antaranya berkat doa Rasululullah saw., sebagaimana riwayat,

Dari Ummu Sulaem, ia berkata, “Wahai Rasulullah saw. Anas adalah pelayanmu, (karena itu) doakanlah dia. Maka beliau berdoa, ‘Ya Allah banyakkanlah dia hartanya dan anaknya, dan berkahilah dia atas semua yang Engkau berikan kepadanya.’” H.r. Muslim/ An-Nawawi, XVI:257. At-Tirmidzi, V:346.

Sesudah masul Islam dan menjadi sahabat Rasulullah saw. Ummu Sulaem termasuk orang yang beruntung, karena ia termasuk salah seorang sahabat perempuan yang disayangi oleh Rasulullah saw., dan ruhamnya sering dikunjunginya Anas bin Malik menceritakan:

Dari Anas r.a., ia berkata, “Rasulullah saw. tidak masuk ke rumah salah seorang perempuan kecuali ke rumah istri-istrinya, kecuali beliau ke rumah Ummu Sulaem, beliau sering mengunjunginya. Kemudian ditanyakan kepada beliau tentang hal itu, maka sabdanya, ‘Sesungguhnya aku menyayanginya dan saudaranya (Ummu Haram) terbunuh (dalam suatu peperangan) bersamaku.’” H.r. Muslim/An-Nawawi, XVI:228.

Selain disayangi dan rumahnya sering dikunjungi Rasulullah, Ummu Sulaem pun termasuk seseorang yang dinyatakan Rasulullah saw. sebagai ahli surga. Sebagaimana diriwyatkan dalam keterangan;

Dari Jabir bin Abdullah r.a. , bahwasanya Raulullah saw. bersabda, “Diperlihatkan kepadaku surga, tiba-tiba aku melihat (Ummu Sulaem) istrinya Abu Thalhah (di dalamnya), kemudian aku mendengar (suara) gemerincing di depanku, ternyata ia itu Bilal.” H.r. Muslim/An-Nawawi, XVI:229.

Pada suatu ketika Ummu Sulaem dilamar oleh Zaid bin Sahl al-Anshari, seorang yang terkenal dengan kunyahnya Abu Talhah. Maka atas lamaran itu Ummu Sulaem menjawab,

Demi Allah, wahai Abu Talhah, orang semacam engkau tidak layak (lamarannya) ditolak. Tetapi engkau adalah seorng kafir, sedangkan aku seorang muslim, dan tidak halal bagiku untuk menikah denganmu. Tetapi bila engkau masuk Islam, maka itulah sebagai maharmu untukku, dan aku tidak meminta mahar kepadamu dalam bentuk yang lainnya. Kemudian Abu Talhah masuk Islam, dan itulah (keislaman Abu Talhah) sebagai maharnya. H.r. An-Nasai, VI:114.

Dari perkawinannya dengan Abu Talhah, Ummu Sulaem dikaruniai seorang laki-laki yang diberi uknyah Abu Umair. Ia tumbuh dengan sehat dan selalu riang, parasnya tampan, dan sangat disayangi oleh Abu Talhah. Kesehariannya Abu Umair bermain-main dengan burung peliharaan, yaitu burung “Nughaer”.

Pada suatu hari Rasulullah saw. kebetulan singgah ke rumah Ummu Sulaem, kelihatan oleh Rasulullah saw. muka Abu Umair muram saja, lalu beliau bertanya, “Mengapa Abu Umair bermuram muka dan tampak kurang riang.” Maka Ummu Sulaem menjawab, ”Burung Nughaer Abu Umair mati.” Mendengar berita itu, maka semenjak itu Rasulullah saw. sering mengusik Abu Umair jka kebetulan beliau bertemu. Beliau selalu menyapa dengan kata-kata,

Wahai Abu Umair, apa yang terjadi dengan burung Nughaermu?

Pada suatu hari Abu Umair sakit, hingga Abu Talhah sangat bersedih dan gelisah, karena itu ia sering bolak-balik ke rumah Rasulullah saw. Ummu Sulaem pun mengerti dan memahami sikap suaminya itu, betapa tidak, anak yang dicintai dan disayanginya kini berbaring sakit. Namun apa daya, bila sudah berhadapan dengan takdir Allah.

Akhirnya kehendak Allah datang, Abu Umair meninggal dunia pada waktu Abu Talhah sedang tidak ada di rumah. Ummu Sulaem berusaha menabahkan diri dan menguatkan imannya, ia senantiasa berusaha sedapat mungkin memperkecil atau mengalihkan kesedihan menjadi kegembiraan. Ia menanam dan memetika keriangan dan kebahagiaan disela-sela musibah, ia yakin akan rahmat Allah yang senantiasa tecurah kepada hamba-Nya. Ummu Sulaem tidak ingin merusuhkan suaminya yang sedemikian besar cinta dan kasih sayang kepada anaknya yang hanya satu  itu. Ia selalu memelihara suasana riang gembira dalam rumah tangganya, ia tidak suka mengganggu ketentraman suaminya.

Kemudian Ummu Sulaem mengurus mayat anaknya, ia memandikannya tanpa memberitahu kepada yang lain selain anaknya Anas bin Malik, lalu ia berpesan agar peristiwa itu sementara dirahasiakan dahulu, jangan diceritakan kepada Abu Talhah, biarlah saya sendiri yang akan memberitahukan kepadanya. Kemudian mayat anaknya itu ditidurkan di sebuah sudut rumahnya. Setelah itu Ummu Sulaem berdandan dan mengenakan pakaian yang terbaik, memasak makanan yang lezat untuk menyambut suaminya yang sebentar lagi akan datang.

Kemudian suaminya datang seraya menanyakan anaknya,

Bagaimanakah keadaan anakku?

Ummu Sulaem menjawab dengan kata-kata yang samar,

Ia lebih tenang keadaannya dari semula.

Kemudian Ummu Sulaem segera menghidangkan makan malam, lalu Abu Talhah pun makan, kemudian diajaknya bergurau hingga terjadilah persetubuhan. Pada malam itu suaminya dapat makan dengan nikmat, dan dapat tidur dengan pulas dan nyenyak.

Keesokan harinya, pada waktu subuh, baru rahasia itu dibuka. Ummu Sulaem berkata :

Wahai Abu Talhah, bagaimana pendapatmu kalau seseorang meminjamkan sesuatu kepada satu keluarga, tiba-tiba (pemilik barang) itu meminta kembali pinjamanya itu, apakah boleh keluarga yang dipinjami menolak? Abu Talhah menjawab, “Tidak boleh.” Lalu aku berkata, “Relakanlah anakmu kepada Allah.”

Maka marahlah Abu Talhah sambil berkata,

Mengapa engkau sembunyikan berita itu sehingga telah bersenang-senang denganmu “.

Kemudian Ummu Sulaem menyambung perkataannya, “Bahwa anak itu adalah pinjaman, dan Allah meminta agar kita mengembalikannya.” Setelah mendengar perkataan istrinya yang begitu bermakna, akhirnya Abu Talhah sadar dan rida akan ketetapan Allah. Kemudian Abu Talhah segera memberitahukan kepada Rasulullah saw. segala kejadian malam itu. Maka Rasulullah saw. mendoakan Abu Talhah dan Ummu Sulaem.

Semoga Allah memberkahi kamu berdua dalam malam itu. H.r. Muslim/An-Nawawi, XVI:230.

Doa Rasulullah saw. diijabah. Kemudian hamillah Ummu Sulem. Lalu lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Abdullah, yang kemudian Abdullah ini menpunyai sembilan anak, kesemuanya telah hafal Alquran. Dalam riwayat ini terlukis betapa megah dan bangganya seseorang yang mendapat karunia cucu yang telah hafal Alquran.

Abu Talhah beserta istrinya adalah sepasang suami istri yang utama, yang layak dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari bagi rumah tangga Islam dan juga dalam masyaraktnya.

 

 

 

 

 

 

Selasa, 02 November 2021

                                                                ANTARA BERSYUKUR DAN BERSABAR

bismillah ...Hai kawan blog sudahkah anda bersyukur dan bersabar hari ini....??

seiring berputarnya roda kehidupan , masalah kita  silih berganti terkadang kita senang dan sedih .karena hal itu merupakan misteri ilahi yang kita wajib imani dengan kata lain takdir baik ataupun buruk. idealnya bagi seorang masalah itu dianggap suatu keunikan bahkan peluang pahala baginya samapai sejauhmana kekuatan aqidah nya jika dihadapkan kepada kondisi tersebut. sebagaimana dalam hadits nabi saw.

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)


Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Contact

Talk to us

Bila kamu ada Problem masalah agama ,tinggalkan komentar, insyallah kami bantu .

Address:

Jl. Cangkuang bandung

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

089634567776

Cari Blog Ini

Pelukan Sang Alam. Diberdayakan oleh Blogger.

FIQIH KHUTBAH NABI

           Kaifiyat   Khutbah Rasulullah         Oleh : Harun Arrosyid, S.pd.I   Pengertian khutbah Kata خطب   berasal dari kata الخ...

Pengikut